Indrapuri, Aceh Besar
Abad 17
Benteng Indrapuri berada di Desa Indrapuri, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar. Letaknya berada di koordinat 5,415317 LU dan 95,446642 BT. Sekarang, objek ini telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya berdasarkan Surat Keputusan 014/M/1999 pada 12 Januari 1999. Selain berfungsi sebagai benteng pertahanan, Benteng Indrapuri juga berfungsi sebagai Masjid Kerajaan Bandar Aceh Darussalam.
Masjid Indrapuri adalah sebuah bangunan bersejarah yang didirikan diatas bangunan candi dari kerajaan Hindu sekitar abad ke 12 Masehi dan merupakan tempat pemujaan sebelum agama Islam masuk. Menurut sejarah, benteng dan masjid ini dijadikan tempat pelantikan Muhammad Daud Syah sebagai Sultan Aceh ke-35 di Masjid Tua Indrapuri pada tahun 1874. Sebagai benteng dan masjid, bangunan diyakini telah eksis sejak abad 17 di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Lingkungan awal sebelum menjadi Benteng Indrapuri adalah sebuah bukit di tepi Sungai Krueng Aceh, bagian dari rangkaian perbukitan di baratnya. Ide dasar pembentukan benteng ini adalah mengubah bukit menjadi benteng dengan empat tingkat teras yang dibatasi dinding semen khas Kerajaan Bandar Aceh Darussalam. Sungai Krueng Raya menjadi jalur transportasi penting menuju pusat pemerintahan di muara sungai.
Benteng ini juga menjadi pusat pengangkutan hasil bumi seperti lada dan beras, berkat aliran sungai yang tenang. Bukit subur ini dimanfaatkan penduduk sebagai ladang pertanian, yang didukung oleh transportasi sungai dan jaringan jalan darat, sehingga ekonomi mereka berkembang dengan baik. Pemukiman kuno di sekitar benteng sudah ada sebelum benteng dibangun, ditandai dengan makam-makam kuno yang tersebar.
Peran Benteng Indrapuri dan Masjid Tuha Indrapuri terbagi atas periode awal, periode Kerajaan Aceh, dan periode perang dengan VOC Belanda. Pada periode awal, Indrapuri dikenal sebagai pusat permukiman yang erat kaitannya dengan perkembangan Islam dari abad ke-8 hingga ke-15. Pada periode Kerajaan Aceh, Indrapuri menjadi penyokong ekonomi kerajaan dengan hasil pertanian dan perkebunannya. Saat perang dengan VOC Belanda, Indrapuri menjadi pusat perlawanan dan tempat pelantikan Sultan Aceh terakhir, Muhammad Daud Syah.
Secara keseluruhan, Indrapuri memainkan peran penting dalam perekonomian Kerajaan Bandar Aceh Darussalam dengan memasok bahan baku rempah dan hasil pertanian melalui Sungai Krueng Aceh ke Kota Banda Aceh, mendukung aktivitas ekonomi kerajaan.
Editor: Zulfikri
Sumber:
Anthony Reid, Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680, Jilid I; Tanah di Bawah Angin, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992.
Denys Lombard, Kerajaan Aceh, Jaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636), Balai Pustaka Jakarta, 1991.
MUHAMMAD Said, Aceh Sepanjang Abad, Waspada, Medan, 1981.
Pemerintah Aceh Besar