Gedung NV Zeehaven En Kolenstation Sabang

Gedung NV Zeehaven En Kolenstation Sabang

Gedung NV Zeehaven En Kolenstation Sabang

Sabang

1881

To embed a Youtube video, add the URL to the properties panel.

Sejarah Awal Pelabuhan dan Kolenstation Sabang 

Pada tahun 1881, pemerintah kolonial Belanda mendirikan Kolenstation (stasiun batubara) di Teluk Sabang, memanfaatkan keunggulan alamnya sebagai pelabuhan laut dalam yang aman dan strategis. Dua tahun kemudian, pada 1883, perusahaan dagang Factorij van de Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) dan De Lange & Co. yang berbasis di Batavia (sekarang Jakarta), membentuk Atjeh Associate untuk mengelola operasional pelabuhan dan stasiun batubara tersebut. 

Awalnya, pelabuhan ini dibangun untuk mendukung kebutuhan logistik Angkatan Laut Kerajaan Belanda. Namun, seiring waktu fungsinya meluas dan mulai melayani kapal-kapal dagang umum dari berbagai negara. Pada tahun 1895, pembangunan Kolenstation selesai dan mampu menampung hingga 25.000 ton batubara yang dikirim dari tambang Ombilin di Sumatera Barat. Pelabuhan ini juga menyediakan bahan bakar minyak dari Palembang, serta air bersih dan fasilitas penunjang lainnya. Kapal-kapal uap dari berbagai penjuru dunia sering singgah di Sabang untuk mengisi perbekalan. Bahkan sebelum Perang Dunia II, pelabuhan Sabang dianggap lebih penting dibandingkan Singapura dalam hal strategis dan logistik. 

Pada tahun 1896, Sabang resmi dibuka sebagai pelabuhan bebas (vrij haven), sehingga memainkan peran penting dalam perdagangan umum dan sebagai pelabuhan transit untuk komoditas pertanian dari Deli yang sejak 1863 telah berkembang menjadi pusat perkebunan tembakau. Selain itu, pelabuhan ini juga menjadi jalur distribusi hasil bumi Aceh seperti lada, pinang, dan kopra. Sejak saat itu, nama Sabang mulai dikenal luas dalam peta perdagangan dan pelayaran internasional. 

Pada tahun 1899, seorang ekonom dan pengusaha bernama Ernst Heldring melihat potensi besar Sabang sebagai pelabuhan internasional. Ia mengusulkan pengembangan pelabuhan ini kepada NHM dan perusahaan-perusahaan Belanda lainnya melalui bukunya Oost Azie en Indie. Tahun yang sama, Balthazar Heldring, selaku direktur NHM, mengubah Atjeh Associate menjadi N.V. Zeehaven en Kolenstation Sabang te Batavia (Sabang Seaport and Coal Station of Batavia) yang kemudian dikenal sebagai Sabang Maatschappij. Langkah ini diikuti dengan revitalisasi infrastruktur pelabuhan agar memenuhi standar pelabuhan internasional. 

Pada tahun 1903, di bawah kepemimpinan direktur baru NHM, CJ Karel Van Aalst, dilakukan pengaturan layanan pelayaran rutin dua kali sebulan antara Sabang dan Belanda. Layanan ini dijalankan oleh Stoomvaart Maatschappij Nederland (Perusahaan Pelayaran Uap Belanda) dan Rotterdamsche Lloyd. Van Aalst juga berperan penting dalam mengamankan suntikan modal bagi pengembangan Sabang Maatschappij, dengan NHM sebagai pemegang saham mayoritas. 

 

Tim Riset & Eksplorasi | AVH Foundation

Sumber:

  1. Pemerintah Kota Sabang. (n.d.). Sejarah Sabang. Diakses dari https://www.sabangkota.go.id/halaman/sejarah-sabang


Instagram Post From People has Visited the place

Support

Menjadi Partner

Cara Submit 3D Scan

Komunitas Online

Support

Menjadi Partner

Cara Submit 3D Scan

Komunitas Online

Support

Menjadi Partner

Cara Submit 3D Scan

Komunitas Online

Create a free website with Framer, the website builder loved by startups, designers and agencies.