Tugu Tentara Pelajar (Simpang Mesra)

Tugu Tentara Pelajar (Simpang Mesra)

Tugu Tentara Pelajar (Simpang Mesra)

Banda Aceh

1998

To embed a Youtube video, add the URL to the properties panel.

Tugu Pena: Simbol Perjuangan Pelajar dan Romantika Simpang Mesra 

Di jantung Kota Banda Aceh berdiri sebuah monumen yang menjadi penanda sejarah sekaligus simbol semangat generasi muda. Tugu Tentara Pelajar, yang kini lebih dikenal sebagai Tugu Pena, dibangun untuk mengenang kegigihan para pelajar Aceh dalam melawan penjajahan. Monumen ini mengingatkan bahwa perjuangan tidak hanya terjadi di medan tempur, tetapi juga melalui jalur pendidikan dan pemikiran. 

Puncak tugu berbentuk pena yang melambangkan perjuangan intelektual sebagai kelanjutan semangat kemerdekaan. Tingginya 17 meter dengan diameter dasar 45 meter, angka yang merujuk pada 17 Agustus 1945, hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Desainnya mengandung nilai simbolik seperti idealisme, heroisme, loyalitas, dan persatuan. 

Pembangunan Tugu Pena digagas oleh para mantan Tentara Pelajar Aceh di bawah kepemimpinan Amran Zamzami, dirancang oleh arsitek Kamal Arif, dan diresmikan pada tahun 1998 oleh Gubernur Aceh Syamsuddin Mahmud. Berdasarkan catatan Banda Aceh Heritage, Tentara Pelajar Aceh berawal dari pembentukan Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Aceh pada Mei 1946 di Koetaradja. Dari organisasi ini, semangat para pelajar berkembang menjadi kekuatan nyata dalam mempertahankan kedaulatan bangsa. 


Simpang Mesra: Nama yang Penuh Cerita 

Tugu Pena berdiri di kawasan yang dikenal luas dengan sebutan Simpang Mesra. Asal-usul nama ini memiliki kisah menarik. Menurut sejarawan Aceh Rusdi Sufa, sebutan "mesra" muncul karena bentuk simpang yang melengkung tajam, membuat penumpang sepeda motor kerap berpegangan erat atau memeluk pengendara saat melewati tikungan tersebut. 

Ada pula versi lain yang menyebutkan bahwa istilah ini populer pada era 1980-an, bertepatan dengan beroperasinya bus Robur atau Lobur buatan Jerman yang menjadi angkutan utama mahasiswa menuju Darussalam. Ukuran bus yang besar dan panjang membuat penumpang, baik yang berdiri maupun duduk, saling berdempetan ketika bus melintasi simpang melingkar itu. Momen inilah yang menciptakan suasana akrab dan kemudian disebut "mesra" oleh penumpang dan para kernet bus. 

Kini, meskipun bus Robur tidak lagi beroperasi dan telah digantikan moda transportasi modern, kenangan akan masa itu masih tersimpan. Salah satunya dapat dilihat dari satu unit bus Robur yang dibiarkan terbengkalai di dekat Klinik Pratama USK. Sementara itu, Tugu Pena tetap berdiri kokoh sebagai simbol perjuangan pelajar dan penanda dinamika sosial Kota Banda Aceh yang unik serta tak terlupakan. 


Tim Riset & Eksplorasi | AVH Foundation

Sumber: 

  1. Banda Aceh Tourism. (n.d.). Mengenang tentara pelajar di Simpang Mesra. Diakses pada 31 Oktober 2016, dari http://www.bandaacehtourism.com/objek-wisata/sejarah/mengenang-tentara-pelajar-di-simpang-mesra/#.WBWABvRUPIU

  2. Portal Satu. (n.d.). Kenapa ada Simpang Mesra di Banda Aceh. Diakses pada 31 Oktober 2016, dari http://portalsatu.com/berita/kenapa-ada-simpang-mesra-di-banda-aceh-2286

  3. Berdendang Nusantara. (2018, Juni). Mahasiswa baru wajib tau sejarah nama jalan di Banda Aceh. Diakses dari https://berdendangnusantara.blogspot.com/2018/06/mahasiswa-baru-wajib-tau-sejarah-nama.html

Instagram Post From People has Visited the place

Support

Menjadi Partner

Cara Submit 3D Scan

Komunitas Online

Support

Menjadi Partner

Cara Submit 3D Scan

Komunitas Online

Support

Menjadi Partner

Cara Submit 3D Scan

Komunitas Online

Create a free website with Framer, the website builder loved by startups, designers and agencies.